Sabtu, 24 November 2012

REINKARNASI : MENJUAL YANG SERBA TRADISIONAL

Budaya  yang  begitu  kaya  dinegara  kita  ini  adalah sesuatu  anugerah  dan  kemurahan  dari  Sang  pencipta,  kekayaan  yang  tak  terhingga,  baik  itu  budaya  dalam  hal  tari-tarian  daerah,  keragaman  bahasa,  multi  etnik,   keunikan baju-baju  daerah,  aneka  ragam adat  istiadat,  kekahsan  permaianan  tadsional  hingga  beribu  macam  makanan  nusantara,  dan  sebagainya.   Namun  kekayaan  diatas  sedikit  banyak  telah mulai  luntur,  ditinggalkan  bahkan  dilupakan.  
Salah  Siapa  ?
Penyebab  itu  semua  bukan  karena  semua bangsa  kita  tidak  lagi  mempunyai  hati  dan  rasa  memiliki  serta loyal  terhadap kebudayaan  yang  dimiliki  para  nenek  moyangnya,  namun  kontribusi cukup dominan  juga  disebabkan  faktor  penjajahan  yang  menindas kita  hingga  tiga setengah abad,  disusul  meroketnya  dunia  informasi  elktronik  yang  tak  terbendung,  Era  globalisasi  dari berbagai  sektor  seperti  hiburan,  keuangan, pendidikan,  wisata,  teknologi  hingga  makanan  manca  negarapun  merasuk  hingga  ke jantung  kehidupan  kita. 
Dunia  yang  berbeda
Masa-masa  menghirup dunia  gemerlap  gaya  CafĂ©  hingga diskotik, makanan  selera  barat  hingga  makanan  siap saji,  Bacaan  Harry Potter  hingga  simcan,  Play station  hingga  Time zone,  modern  dance  hingga  dansa  salsa  dan  lainnya  masih  menjadi  bagian  pola  hidup  dan  gaya kehidupan  sebagian  masyarakat  kita.  Begitu  aneka  ragam perubahan  ini  menjadikan   segalanya  menjadi  yang  tidak  biasa  menjadi  fasih,  yang  tidak  tahu  jadi  menguasai,  yang   tidak  suka  menjadi  kecanduan,  dan  memang  itulah  kehidupan  yang  terjadi  dalam  realita  disekitar  kita,  jadi  perbedaan  adalah  merupakan  kekayaan yang  harus  kita  kelola  dengan  baik  serta  bijaksana.    Namun  pepatah  juga  mengatakan  bahwa  dunia  itu  berputar,  manusia  ada  jenuhnya,  mencari  sesuatu  yang  baru  dan  bahkan  kangen  akan  sesuatu  yang   hampir  sirna untuk  diangkat  kembali.  Beberapa  fenomena  tadi  dalam  kurun waktu  ini  mulai menggeliat  atau  yang pernah  mati  kemudian  hidup  kembali  dan  itulah  yang  kita  sebut “Reinkarnasi”.  Reinkarnasi  dalam  hal  apa  ?  banyak  sekali  jawabnya, sehingga  kehidupan  secara  berkala  menjadikan  Dunia  itu  berbeda  dengan  produk  lama namun kemasan  berbeda, sehingga  antara  konten  dan  konteks  menjadi  sesuatu  yang  seimbang.
Markt Koek
Terlahir  kembali
Mari  kita  amati  yang  terjadi dalam  kehidupan  dan  lingkungan dunia  hiburan (entertaintment)  dalam  acara opening  ceremony  suatu  hajat berbagai  kegiatan  ternyata  lebih  sering  ditampilkan ketimbang Modern  dance  ataupun  ballet, mengangkat  tarian &  musik  tradisional  seperti  Tari Pendet  dari  bali,  bahkan  kesenian  sisingaan (Singa-Singaan) dari  sundapun  menjadi  tari  pembuka yang  sering  dipentaskan  dan  diiringi  musik  pembuka  seperti  Kecapi,  suling,  Degung,  sasando  hingga  angklung.   Hal lain  beberapa  bulan  terakhir  inipun  ada  pameran lukisan  di  gedung  Kesenian dengan  lukisan  serba  wayang  yang  dilukis  oleh  maestro  pelukis  wayang  yaitu  Mas  Fatur,  yaitu  karya sebuah lukisan Gus  Dur  berbadan  semar  tersebut  laku  seharga puluhan  juta,  memang  luar biasa.  Belum  lagi  sepanjang  3  tahun  terakhir  mengangkat  kerajinan  keramik tanah  liat melalui  bazaar,  Pameran  Tunggal  di Gedung  atau  Hotel  berbintang bahkan meninjau  ke wokshopnya   seingga  hal  inipun dijadikan  obyek  wisata  bagi  para  pemandu tour  yang  dapat  merasakan  experiential  para pengunjung mulai  dari  bahan  mentah, cara membuat  hingga  proses  akhir secara langsung  serta  aneka produk   barang  jadi  siap  dibeli.  Ada  hal  lain  Mainan  kahas  daerah  yang  nyaris  punah  ternyata  sangat  antusias  sekali  peminatnya seperti  ;  Mainan  Conklak  yang  diberikan  corak  batik  menjadi  mainan  anak-anak gedongan, belum  lagi yang  disebut GASING  terbuat  dari  kayu yang  mainnya  diputar  dengan  alat  Bantu  tali,  ternyata  Gasing  ini  dilombakan  dan tercatat  dipermainan  ini  sekali  putar bisa  mencapai  30 menit   berputar  terus,  yang  luar  biasa  adalah  permaianan  sederhana  ini terbuat  dari  kayu  yang  dijual  hingga  mencapai  800  ribu  rupiah  perbuahnya.  Sebagai contoh;  kalau  dari  Yogya  terbuat  dari  Bambu  dan  mengeluarkan  bunyi  dengung,  kalau dari  Kalimanatan terbuat  dari  kayu  ulin  yang  sangat  keras, sedangkan  dari  lombok  atau  tanjung  pinang  berbeda  lagi  baik  bahan  kayunya,  bentuk,  cara  memainkan  serta  alas  untuk  berputarnya  Gasing tsb.   Kita  bisa lihat sebuah  Resto  dijalan  Gondangdia  mencoba  mengangkat  aksen  nusantara  dari  segi  nama  dan  tema  dekorasi  yang  begitu  kental  nuansa  Jawa,  walaupun  produk  makanan  yang  ditawarkan  tidak  hanya  sekedar  makanan  Indonesia yang  disajikan  menarik, Ternyata  konsumennya  tidak  tanggung-tanggung  yaitu dari kalangan  Atas  yang  jelas  sangat  rindu untuk  menyantapnya.  Dan  satu  lagi  sesuatu  yang dulu  tersingkir  kini  masuk  ke mall,    jajanan pasar   tersebutpun  sudah  dikemas  modern nuansa Tradmod (Tradisional Modern) dengan  slogannya   “Butik  Kue  Tradisional” yang  berlokasi  di  Cikini  mendapat  respon  yang  sangat  positif,  seakan-akan  konsumen  mereka  merasakan ada sesuatu  yang hilang  telah  terlahir  kembali atau Reinkarnasi.  Dunia  kesehatanpun  semarak  seperti  Pijat  Tradisional  bertebaran dimana-mana,  Pengobatan  Tradisional hingga  alternatifpun  sudah  bisa  on  air  diradio,  bahkan  Hero  Supermarket  didalam  mengangkat  minat &  selera  Tradisionalnyapun  memajang  becak  Tempo  Dulu  di depan  pintu masuk.      Apakah  dengan  contoh-contoh  diatas  tadi  rasanya  Reinkarnasi  Penjualan  bernuansa  Tradisional  adalah  sesuatu  yang  menjanjikan ?  silakan  amati  dan  Mencobanya  !!!!
Salam  Tradisional,

Oleh Mindiarto Djugorahardjo (Force One)


UMPAN BALIK DAN PENILAIAN KINERJA JAJARAN PENJUAL


Resah dan Gelisah …………….. itulah sepenggal awal syair lagu Obby Agam 2 windu yang lalu, namun lagu tersebut menjadi Jargon tak Tersampaikan bagi pimpinan jajaran Penjualan didalam mengelola tim Penjualan, Selain kinerja yang kurang menggembirakan sesuai harapan, tingkat turn over merekapun tidak kunjung membaik, belum lagi Keluh kesah saat pertemuan pagi maupun pertemuan informal saat santai atau ngobrol iseng.

HRD berubah menjadi Human Assets.
Sebagai pimpinan Penjualan yang diberikan tanggung-jawab untuk melaksanakan, dan tanggungjawab mengelola tim penjualan, kiranya perlu lebih memahami bukan hanya marketing activity dan sales strategy, kiranya Kompetensi dari tim penjualan perlu dikelola lebih baik, karena jajaran Penjual itu bukan lagi dikategorikan dengan konsep Human Resources Development semata, Namun sudah bergeser menjadi “Human Assets”. Karena pergeseran inilah maka jajaran penjual dianggap sebagai asset, maka Kita sebagai Pimpinan sudah perlu memahami prinsip dan metoda bagaimana kiat-kiat melakukan Penilaian Kinerja tim penjualan dan tehnik umpan baliknya.
Langkah awal yang perlu dilakukan didalam melakukan proses Umpan Balik adalah Pertama, Perlunya Pemantapan Manajemen Penjualan baik yang bersifat sistem, Manusia dan sarana Pendukung dari total operasi bagi tim penjualan, dari sinilah maka selanjutnya yang kedua, adalah menentukan standar sasaran yang ingin dicapai baik harian, mingguan, bulanan, kuartal, semester hingga jangka waktu tertentu. Ketiga, yang mnejadi Tolok ukur standar sasaran tadi adalah sistem penilaian kinerja yang biasa banayk perusahaan mengenal dengan istilah KPI ( Key Performance Indicator), KPI ini sebaiknya sekurang-kurang 4 elemen dan maksimum 8 elemen, agar didalam melakukan evaluasi kinerja dapat lebih fokus. Sistem KPI yang baik perlu memperhatikan 2 (dua) faktor yaitu pengukuran dengan melihat ”End Result” / hasil akhir seperti pencapaian penjualan, Pertumbuhan, atau rasio pencapaian penjualan, sedangkan yang kedua adalah melihat Proses kerja seperti : jumlah kunjungan, kunjungan efektif, unit per transaksi, frekuensi order, pengembangan pelanggan baru, rasio pelanggan aktif, volume per pelanggan, dsb. Karena dua faktor tadi sangat penting dalam keseimbangan serta kekuatan hasil akhir dan Proses.
Penilaian yang Terukur
Didalam proses meningkatkan / mengembangkan standar Kinerja bagi jajaran Penjual secara klasik ada yang bersifat Objektif / terukur bobot ini perlu mendapatkan porsi yang dominan hingga 90% agar penilaian ini secara pasti dan bobot penilaian akhir sama bagi setiap individu yang dinilai, sedangkan ada juga yang bersifat subyektif, dalam hal subyektif sebaiknya bobot penilaian dalam sistem penilaian tidak lebih dari 10%, seperti penilaian hasil laporan, akurasi, absensi, kerapihan, dll.
Penilaian Prestasi Secara Periodik. Didalam meningkatkan efektivitas penilaian Kinerja diperlukan perencanaan dan secara bertahap akan sangat efektif, hal ini berguna agar dalam periode tertentu seluruh sasaran yang ingin dituju dapat tercapai, dan KPI ini bisa saja setiap semester dilakukan perubahan terhadap komponen yang akan dijadikan tolok ukur-nya yang disesuaikan dengan skala prioritas pencapaiannya. Tahap akhir dari penilaian prestasi kerja secara pefriodik ini dapat berkesinambungan maka langkah Reinforcement / pemantapan menjadi program selanjutnya setelah masing masing sasaran yang sudah ditentukan tadi mencapai batas minimal kinerja yang diharapkan. Kegiatan yang perlu dilakukan untuk reinforcement ini adalah pertama, dukungan pimpinan secara nyata, baik yang bersifat moral, konsistensi dan dana, kedua, sellau berorientasi ingin mencapai prestasi puncak namun terukur, beralasan tepat bukan ilmu Pokoknya harus bisa !!!!, dan ketiga, adalah jajaran penjualan adalah sebagai Human Assets maka anggaran pelatihan & jumlah hari untuk pelatihan tidak bisa ditawar lagi. Dari Pengalaman dan analisa penulis bahwa idealnya jumlah hari untuk mendapatkan pelatihan bagi para jajaran penjual dalam satu tahun adalah 8% (delapan Prosen/ tahun), namu realitanya masih hanya berkisar 1 hingga 2 prosennya saja, Begitulah cermin yang ada - Sungguh Menyedihkan !!!!!

Oleh Mindiarto Djugorahardjo (Forceone)